SELAMAT DATANG DI KUBUSSAINS BLOG AS LEARNING MEDIA, TEMPAT BELAJAR MATEMATIKA DAN SAINS

Minggu, 22 Maret 2020

Bangun Datar

Bangun datar adalah sebuah obyek benda dua dimensi yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau garis lengkung. Karena bangun datar merupakan bangun dua dimensi, maka hanya memiliki ukuran panjang dan lebar oleh sebab itu maka bangun datar hanya memiliki luas dan keliling.
Beberapa jenis bangun datar dan juga rumus untuk mencari luas dan kelilingnya :
1. Persegi
Bentuk umum dari sebuah persegi adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Persegi
Memiliki empat sisi serta empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi yang sejajar serta sama panjang
Keempat sisinya sama panjang
Keempat sudutnya sama besar yaitu 90° ( sudut siku-siku )
Memiliki empat buah simetri lipat
Memiliki empat simetri putar
Rumus luas persegi :
Luas = sisi x sisi
Rumus keliling persegi :
Keliling = 4 x sisi

2. Persegi Panjang
Bentuk umum dari sebuah persegi panjang adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Persegi Panjang
Memiliki empat sisi serta empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi sejajar yang berhadapan dan sama panjang
Keempat sudutnya sama besar yaitu 90° ( sudut siku-siku )
Memiliki dua diagonal yang sama panjang
Memiliki dua buah simetri lipat
Memiliki dua simetri putar
Rumus luas persegi panjang :
Luas = panjang x lebar
Rumus keliling persegi panjang :
Keliling = 2 x ( panjang + lebar )

3. Jajar Genjang
Bentuk umum dari sebuah jajar genjang adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Jajar Genjang
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip
Sudut yang berhadapan sama besar
Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
Tidak memiliki simetri lipat
Memiliki dua simetri putar
Rumus luas jajar genjang :
Luas = alas x tinggi
Rumus keliling jajar genjang :
Keliling = (2 x alas) + (2 x tinggi)

4. Belah Ketupat
Bentuk umum dari sebuah belah ketupat adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Belah Ketupat
Memiliki empat buah sisi dan empat buah titik sudut
Keempat sisinya sama panjang
Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
Diagonalnya berpotongan tegak lurus
Memiliki dua buah simetri lipat
Memiliki simetri putar tingkat dua
Rumus Luas Belah Ketupat :
Luas = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2
Rumus Keliling Belah Ketupat :
Keliling = jumlah panjang sisi belah ketupat

5. Trapesium
Bentuk umum dari sebuah trapesium adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Trapesium
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
Rumus Luas Trapesium:
Luas = 1/2 \times ( sisi AB + sisi DC ) \times tinggi
Rumus Keliling Trapesium :
Keliling = jumlah semua sisi trapesium.

6. Layang-Layang
Bentuk umum dari sebuah layang-layang adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Layang-Layang
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
Memiliki dua sudut yang sama besarnya
Diagonalnya berpotongan tegak lurus
Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang
Memiliki satu simetri lipat
Rumus Luas Layang-Layang :
Luas = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2
Rumus Keliling Layang-Layang :
Keliling = Jumlah semua sisi layang-layang

7. Segitiga
Bentuk umum dari sebuah segitiga adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Segitiga
Mempunyai 3 sisi dan tiga titik sudut
Jumlah ketiga sudutnya 180
Rumus Luas Segitiga :
Luas = 1/2 x alas x tinggi
Rumus Keliling Segitiga :
Keliling = jumlah panjang sisi segitiga

8. Lingkaran
Bentuk umum dari sebuah lingkaran adalah sebagai berikut :



Sifat-sifat Lingkaran
Mempunyai satu sisi
Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak berhingga
Rumus Luas Lingkaran:
Luas = \pi x r^2
Rumus Keliling Belah Ketupat :
Keliling = jumlah panjang sisi belah ketupa
Readmore → Bangun Datar

Kamis, 19 Maret 2020

Cara Kerja Jantung

Animasi  Cara Kerja Jantung Dalam Memompa Darah :
jantung
Readmore → Cara Kerja Jantung

Selasa, 17 Maret 2020

Listrik Dasar

A. Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran muatan listrik pada rangkaian tertutup yang mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial rendah. Tempat yang berpotensial tinggi disebut kutub positif dan tempat berpotensial rendah disebut kutub negatif.
Perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub positif disebut tegangan listrik atau potensial listrik. Satuan tegangan listrik adalah volt yang diukur menggunakan alat voltmeter. Alat pengukur yang merupakan penggabungan dari amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter disebut avometer atau multimeter.
B. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Contoh alat-alat listrik yang sering digunakan dalam rangkaian listrik sederhana adalah sakelar dan lampu. Sakelar adalah alat listrik yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus listrik.
Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
  1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurutan tanpa cabang.
  1. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian alat-alat listrik yang dihubungkan secara berjajar dengan satu atau beberapa cabang. Alat listrik yang dapat dirangkai secara paralel adalah lampu dan baterainya.
  1. Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran adalah rangkaian perpaduan antara rangkaian seri dan parallel.

C. Konduktor dan Isolator
Benda yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik disebut konduktor, umumnya terbuat dari logam seperti tembaga, besi, alumunium, seng dan sebagainya. Sedangkan benda-benda penghantar arus listrik yang buruk disebut isolator, umumnya terbuat dari bahan bukan logam seperti plastik, kayu, udara, kertas, air dan sebagainya.
 D. Sumber-Sumber Listrik
Sumber listrik adalah alat listrik yang dapat menghasilkan arus listrik atau energy listrik. Beberapa sumber listrik yang sering digunakan di antaranya batu baterai, accumulator, dinamo dan generator.
  1. Batu baterai
Batu baterai atau baterai kering terdiri atas wadah seng yang berisi campuran selmiak, serbuk arang, batu kiwi serta batang karbon. Zat -zat kimia tersebut bereaksi sehingga wadah seng menjadi kutub negatif dan batang karbon menjadi kutub positif. Perbedaan tegangan antara kutub positif dan kutub negative sebanyak 1,5 volt.
Jika baterai kering dipakai, kekuatan listriknya akan semakin melemah yang akhirnya akan habis. Baterai ini tidak dapat digunakan lagi. Pada saat baterai kering digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
  1. Accumulator
Accumulator (aki) atau baterai basah terdiri atas lempengan logam timbal dan timbal peroksida yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat. Di dalam accumulator, logam timbal dan timbal peroksida bereaksi dengan asam sulfat, sehingga hasil dari reaksi kimia itu lempengan logam timbal menjadi kutub negatif dan lempengan logam peroksida menjadi kutub positif. Perbedaan potensial antara kutub positif dan kutub negatif accu, di antaranya 2 volt, 4 volt, 6 volt, 8 volt, 10, volt, 12 volt, dan sebagainya.
Setelah accumulator digunakan beberapa lama, kemampuannya menghasilkan energi listrik semakin berkurang dan akhirnya habis. Kemampuannya dapat diperbaharui kembali dengan cara melakukan penyetruman. Caranya, kutub positif accu dihubungkan dengan kutub positif dan kutub negatif accu dihubungkan dengan kutub negatif sumber listrik searah lainnya. Pada saat accu digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik, sedangkan pada saat penyetruman terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
  1. Dinamo dan generator
Dinamo sepeda terdiri atas kumparan yang ditempatkan di tengah medan magnet U. ketika kepala dinamo berputar, kumparan akan turut berputar. Perputaran kumparan di dalam medan magnet menghasilkan energi listrik. Jadi, dinamo mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Sumber listrik lainnya yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik adalah generator. Untuk menghasilkan energi listrik yang lebih besar digunakan generator yang besar. Generator besar digerakkan oleh kincir besar atau turbin.
Turbin diputar dengan memanfaatkan tenaga air dari bendungan/dam. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh PLTA sangat tinggi, yaitu sekitar 10.000 – 20.000 volt. Ketika dialirkan ke rumah-rumah tegangannya diturunkan menggunakan transformator atau trafo menjadi 110 – 220 volt. Tranformator atau trafo adalah alat listrik yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan listrik. Trafo yang dapat menaikkan tegangan listrik disebut trafo step up. Sedangkan trafo yang dapat menurunkan tegangan listrik disebut trafo step down.
E. Manfaat dan Bahaya Energi Listrik
  1. Manfaat Energi Listrik
  • Energi listrik berubah menjadi energi kalor/panas, contohnya setrika listrik. Setrika listrik lebih mudah dipakai dibandingkan dengan setrika konvensional yang menggunakan arang yang dibakar.
  • Energi listrik berubah menjadi energi cahaya, contohnya bola lampu atau lampu neon. Bandingkan betapa rumitnya jika kita menggunakan lampu petromak atau lampu minyak yang menggunakan bahan bakar minyak tanah. Pada lampu petromak terjadi perubahan energi kimia menjadi energi cahaya.
  • Energi listrik menjadi energi gerak, contohnya kipas angin. Bandingkan jika kita menggunakan kipas, maka tenaga yang dibutuhkan lebih banyak dan terjadi perubahan energi kimia dari makanan menjadi energi gerak.
  1. Bahaya Energi Listrik
Di antara kerugian yang paling besar adalah hubungan singkat atau konsleting yang dapat mengakibatkan kebakaran. Pada saat kortsluiting, arus listrtik tidak mengalir melalui alat-alat listrik sehingga energi listrik diubah menjadi energi panas oleh kawat penghantar. Jika energi panas itu sangat besar maka kabel/kawat akan berpijar yang akhirnya menimbulkan kebakaran.
Untuk mencegah bahaya kebakaran atau kerusakan karena korsluiting maka digunakan sekering. Sekering terdiri atas seutas kawat logam timah hitam yang dibungkus dengan porselen atau kaca sebagai isolator.

F. Penghematan Energi

Cara untuk menghemat energi listrik di antaranya adalah:
  1. Menggunakan listrik seperlunya, misalnya pada saat menghidupkan televisi atau radio, kita tidak membiarkannya tetap hidup sementara kita sudah tidak menonton atau mendengarkan siaran radio.
  2. Menggunakan lampu dengan daya yang rendah sesuai dengan kebutuhan.
  3. Tidak terlalu sering menghidupkan dan mematikan alat listrik dengan daya tinggi, misalnya setrika.
  4. Tidak lupa mematikan lampu pada saat bangun pagi.
Readmore → Listrik Dasar